Kamis, 25 Maret 2010

http://www.emocutez.comFAKTA KENTUThttp://www.emocutez.com

S: Dari mana datangnya gas kentut?

J: Gas ini datangnya dari beberapa punca: udara yang dihirup, udara yang meresap ke perut dari darah, gas yang terhasil dari reaksi kimia dalam perut dan gas yang dihasilkan oleh bakteria yang tinggal dalam perut.



S: Apakah yang membuatkan kentut busuk?

J: Bau kentut yang terdiri dari sejumlah campuran gas hidrogen sulfida dan mercaptan. Lebih banyak pengambilan diet yang terdiri daripada sulfur, lebih banyak sulfida dan mercaptans akan dihasilkan oleh bakteria dalam perut dan lebih busuk bau kentut. Contoh: telur rebus. Kekacang akan menghasilkan kentut kurang busuk tetapi dalam jumlah yang besar.



S: Kenapa kentut menghasilkan bunyi?

J: Bunyi terhasil disebabkan getaran di pembukaan dubur. Kekuatan bunyi bergantung kepada kelajuan pelepasan gas dan keketatan otot di dubur. Bunyi kentut bukan terjadi disebabkan penggeleparan (flapping) pepipi punggung. Ini adalah suatu kesilapan.



S: Kenapa kentut yang busuk selalunya lebih panas dan senyap daripada kentut biasa?

J: Kebanyakkan kentut ialah dari hirupan udara yang terdiri dari nitrogen dan karbon dioksida. Oksigen pula diserap sebelum mencapai pembukaan dubur. Gas ini tidak berbau walaupun melalui bahagian yang kotor didalam perjalanannya ke pembukaan dubur. Ianya keluar dalam bentuk seperti bebola (bubbles) yang besar dalam suhu tubuh. Seseorang boleh mencapai bunyi yang baik (pitching tak lari) dengan cara ini. Suatu lagi ialah kentut yang dihasilkan oleh tindakan bakteria. Pembiakan dan proses penghadaman oleh bakteria menghasilkan haba dan pelbagai jenis gas tak enak. Bebola gas yang dihasilkan lebih kecil, panas dan mempunyai kandungan hasil proses tadi yang busuk yang lebih tinggi. Inilah yang dinamakan kentut yang nakal, panas, Silent-But-Deadly, jumlah yang terlalu kecil untuk menghasilkan bunyi tetapi mempunyai bau yang hebat.



S: Berapa kali seseorang itu kentut sehari?

J: Secara puratanya, seseorang boleh menghasilkan setengah liter gas kentut sehari yang dibahagikan kepada lebih kurang empat belas kentut sehari. Walaupun agak sukar untuk menyukat isipadu kentut yang dihasilkan, mengira bilangan kentut dalam sehari adalah lebih mudah.



S: Berapa lama tempoh yang diambil untuk kentut kita dihidu oleh orang lain?

J: Kentut tersebar bergantung kepada faktor atmosfera seperti kelembapan, suhu, kelajuan angin dan arahnya, berat molekul kentut itu dan jarak antara pengeluar dan penerima. Jika tidak dikesan dalam tempoh beberapa saat, ianya akan hilang ke persekitaran. Namun ianya terkecuali jika perlepasan dilakukan dalam ruang yang kecil dan tertutup seperti di dalam lif, kereta atau bilik yang kecil. Tempat-tempat ini menghalang penyerapan ke persekitaran dan akan kekal berbau untuk tempoh yang agak lama sehingga diserap oleh dinding-dinding. Kenapa ada sela masa 13-20 saat antara pelepasan dan pengesanan bau oleh hidung? Sebenarnya kentut berbau semenjak ianya keluar lagi, tetapi mengambil masa beberapa ketika untuk dihidu oleh pengentut itu sendiri. Jika kentut boleh bergerak dengan kelajuan bunyi, maka kita boleh bau pada masa yang sama kita kentut.



S: Adakah benar sesetengah orang tak pernah kentut?

J: Tidak benar selagi mereka hidup, selagi tu le dia mengeluarkan bunyi atau gas dalam perutnya untuk kongsi bersama dengan kekawan yang hampir dengannya.



Saya teringat cerita Allayarham Ayah saya, pada masa tu dia bertugas dengan askar Orang Puteh. Mat Saleh tu kata (kawannya) kalau kentut ada bunyi "its very good" kerana dia dah siap sedia menutup hidung, orang kita ni kalau pasal makan semua hamtam jadi baunya pun membuatkan isi perut nak terkeluar. Kalau kentut yang diam-diam aje, tiba-tiba baunya sampai kelubang hidung Mat Saleh ni cakap "its blody fool", siapa kentut ni haa, tak mahu cakap. Apatah lagi kentut yang ada bersama cecair, sendiri punya ingat...............







PEMBAHASAN_ILMIAH_TENTANG_KENTUT_TAPI_BIKIN_NYENGIR





http://hendrawansilondae.multiply.com/journal/item/48/Pembahasan_ilmiah_tentang_KENTUT_tapi_bikin_nyengir



Diantara fakta-fakta yang dinyata oleh sahabat saya ni seperti berikur: Pak Hendra menceritakan lebih kurang sama saja kenapa kentut anjing dan kucing lebih busuk?



1. Darimana asal kentut? Dari gas dalam usus. Gas dalam usus berasal dari udara yg Kita telan, gas yang menerobos ke usus dari darah, Gas dari reaksi kimia & gas dari bakteri dalam perut.



2. Apa komposisi kentut? Bervariasi. Makin banyak udara anda telan,makin banyak kadar nitrogen dalam kentut (oksigen dari udara terabsorbsi oleh tubuh sebelum sampai di usus). Adanya bakteri serta reaksi kimia antara asam perut & cairan usus menghasilkan karbondioksida. Bakteri juga menghasilkan metana & hidrogen. Proporsi masing-masing gas tergantung apa yang anda makan, berapa banyak udara tertelan, jenis bakteri dalam usus, berapa lama Kita menahan kentut. Makin lama menahan kentut, makin besar proporsi nitrogen, karena gas-gas lain terabsorbsi oleh darah melalui dinding usus. Orang yang makannya tergesa-gesa kadar oksigen dalam kentut lebih banyak karena tubuhnya tidak sempat mengabsorbsi oksigen.



3. Kenapa kentut berbau busuk? Bau kentut karena kandungan hidrogen sulfida & merkaptan.Kedua senyawa ini mengandung sulfur (belerang). Makin banyak kandungan sulfur dalam makanan anda, makin banyak sulfida & merkaptan diproduksi oleh bakteri dalam perut & makin busuklah kentut anda. Telur & daging punya peran besar dalam memproduksi bau busuk kentut. Kacang-kacangan berperan dalam memproduksi volume kentut, bukan dalam kebusukannya.



4. Kenapa kentut menimbulkan bunyi? Karena adanya vibrasi lubang anus saat kentut diproduksi. Kerasnya bunyi tergantung pada kecepatan gas & sempitnya lubang anus.



5. Kenapa kentut yg busuk itu hangat & tidak bersuara? Salah satu sumber kentut adalah bakteri. Fermentasi bakteri & proses pencernaan memproduksi panas, hasil sampingnya adalah gas busuk. Ukuran gelembung gas lebih kecil, hangat & jenuh dengan produk metabolisme bakteri yg berbau busuk. Ini kemudian menjadi kentut, walau hanya kecil volumenya,tapi SBD (Silent But Deadly).



6. Berapa banyak kentut diproduksi sehari? Rata-rata setengah liter sehari dalam 14 kali kentut.



7. Mengapa kentut keluar melalui lubang dubur? Karena density-nya lebih ringan, kenapa gas kentut tidak melakukan perjalanan ke atas? Tidak demikian. Gerak peristaltik usus mendorong isinya ke arah bawah. Tekanan di sekitar anus lebih rendah. Gerak peristaltik usus menjadikan ruang menjadi bertekanan, sehingga memaksa isi usus, termasuk gas-nya untuk bergerak ke kawasan yg bertekanan lebih rendah, yaitu sekitar anus. Dalam perjalanan ke arah anus, gelembung-gelembung kecil bergabung jadi gelembung besar. Kalau tidak Ada gerak peristaltik, gelembung gas akan menerobos ke atas lagi, tapi tidak terlalu jauh, karena bentuk usus yg rumit & berbelit-belit.



8. Berapa waktu yang diperlukan oleh kentut untuk melakukan perjalanan ke hidung orang lain? Tergantung kondisi udara, seperti kelembaban, suhu, kecepatan & arah angin,berat molekul gas kentut, jarak antara 'transmitter' dengan 'receiver'. Begitu meninggalkan sumbernya, gas kentut menyebar & konsentrasinya berkurang.Kalau kentut tidak terdeteksi dalam beberapa detik, berarti mengalami pengenceran di udara & hilang ditelan udara selama-lamanya. Kecuali kalau anda kentut di ruang sempit,seperti lift, Mobil, konsentrasinya lebih banyak, sehingga baunya akan tinggal dalam waktu lama sampai akhirnya diserap dinding. Tak Ada pengaruh bau ini jika 'receiver' lagi pilek.



9. Apakah setiap orang kentut? Sudah pasti, kalau masih hidup. Sesaat setelah meninggal pun orang masih bisa kentut.



10. Betulkah laki-laki kentut lebih sering daripada perempuan? Tidak Ada kaitannya dengan gender. Kalau benar, berarti perempuan menahan kentutnya, Dan disaat kentut banyak sekali jumlahnya & sangat pekat konsentrasi yg dikeluarkan.



11. Saat apa biasanya orang kentut? Pagi Hari di toilet. Yang disebut "morning thunder". Kalau resonansinya bagus, bisa kedengaran di seluruh penjuru rumah Dan seantero kampung.



12. Mengapa makan kacang-kacangan menyebabkan banyak kentut? Kacang-kacangan mengandung zat gula yg tidak bisa dicerna tubuh.Gula tsb (raffinose, stachiose, verbascose) jika mencapai usus,bakteri di usus langsung berpesta pora & membuat banyak gas.Jagung, paprika, kubis, kembang kol, susu juga penyebab banyak kentut (bukan baunya!).



13. Selain makanan, apa saja penyebab kentut? Udara yang tertelan, makan terburu-buru, makan tanpa dikunyah, minum soft drink, naik pesawat udara (karena tekanan udara lebih rendah, sehingga gas di dalam usus mengalami ekspansi & muncul sebagai kentut).



14. Apakah kentut sama dengan sendawa, tapi muncul dari lain lubang? Tidak. Sendawa muncul dari perut, komposisi kimianya lain dengan kentut. Sendawa mengandung udara lebih banyak, kentut mengandung gas yang diproduksi oleh bakteri lebih banyak.



15. Kemana perginya gas kentut kalau ditahan tidak dikeluarkan? Bukan diabsorbsi darah, bukan hilang karena bocor. Tapi bermigrasi ke bagian atas menuju usus & pada gilirannya akan keluar juga. Jadi bukan lenyap,tapi hanya mengalami penundaan dan hal ini kalau sampai keluar akan menyebabkan orang di sekitar bisa pingsan.



16. Mungkinkah kentut terbakar? Bisa saja. Kentut mengandung metana, hidrogen yg combustible( gas alam mengandung komponen ini juga). Kalau terbakar,nyala- nya berwarna biru karena kandungan unsur hidrogen.



17. Bisakah menyalakan korek api dengan kentut? Jangan mengada-ada. Konsistensinya lain. Juga suhunya tidak cukup panas untuk memulai pembakaran.



18. Mengapa kentut anjing & kucing lebih busuk? Karena anjing & kucing adalah karnivora (pemakan daging).Daging kaya akan protein. Protein mengandung banyak sulfur,jadi bau kentut binatang ini lebih busuk. Lain dengan herbivora seperti sapi, kuda, gajah, yang memproduksi kentut lebih banyak, lebih lama, lebih keras bunyinya,tapi relatif tidak berbau.



19. Betulkah bisa teler kalau mencium bau kentut 2-3 kali berturut-turut? Kentut mengandung sedikit oksigen, mungkin saja anda mengalami pusing kalau mencium bau kentut terlalu banyak.



20. Apakah warna kentut? Tidak berwarna. Kalau warnanya oranye seperti gas nitrogen oksida, akan ketahuan siapa yang kentut.



21. Kentut itu apakah asam, basa atau netral? Asam, karena mengandung karbondioksisa (CO2) & hidrogen sulfida (H2S).



22. Apa yang terjadi kalau seseorang kentut di planet Venus? Planet Venus sudah banyak mengandung sulfur (belerang)di lapisan udaranya, jadi kentut di sana pun tidak ada pengaruhnya jadi mubazir kalo kita kentut di sana. Mendingan kentut aja sepuasnya di Bumi, kerana belum bayar dan masih bebas pajak.

Fakta kentut dikutip dari http://shuhmy.multiply.com 

http://www.emocutez.com IN MEMORIAM http://www.emocutez.com

Sekedar mempublikasikan keriangan dan kesenangan teman-teman, maka diunduhlah video-video bergenre komedi, mungkin(atau setidaknya masih berupa video). Video ini didedikasikan untuk pengorbanan dan kesetiaan anak-anak SMA ketika bergaul dan bercengkrama bersama teman-teman.
Halaman ini dibuat setidaknya untuk mengingatkan kita (terutama saya) akan hal-hal menarik menjurus ke aneh yang terjadi di kehidupan saya belakangan. Hal tersebut dikarenakan akan diadakannya tes kenaikan kelas yang akan memisahkan saya dan teman-temanhttp://www.emocutez.com






Mungkin ini lah obat pelipur rindu saya, selamat tinggal teman-teman...http://www.emocutez.comKita pasti akan bertemu lain waktu...

Selasa, 23 Maret 2010


 INI BUKAN SALAH MU, NAK..

Semuanya tampak berbeda. Sorot lampu yang berlebihan terangnya, tata letak yang carut-marut—yang kata orang adalah bagian dari seni, apalagi iring-iringan musik yang disetel terlampau keras. Menyeramkan, batinnya. Mungkin karena keadaan ini asing baginya, tujuh tahun tak ikut ambil bagian dari pentas seni teater. Hanya ada satu alasan baginya sanggup berdiri di pemandangan yang tak ia sukai ini, anaknya. 
Ia termangu menatap panggung mewah tersebut. Kini ia berada di alam lamunannya. Memutar kembali kenangan-kenangan yang hampir tak pernah ia jamah untuk diceritakan bahkan hanya untuk diingat.
            Menjadi seorang seniman merupakan impian Ratri kecil. Sukses dari karya-karya indah, disanjung, dan membahagiakan orang yang menonton hasil karyanya adalah satu-satunya hal yang memberi semangat. Ratri kecil mengusahakannya sungguh-sungguh guna mewujudkan mimpinya. Akan tetapi masa depan yang ia harapkan berbeda dengan kenyataan.
Tujuh tahun terakhir Ratri tak lagi menjadi seniman, setelah ditinggal kawin oleh suaminya yang tak bertanggungjawab. Ratri harus bekerja lebih keras untuk Rini, anak satu-satunya. Penghasilan sebagai seorang seniman tak banyak membantu menopang hidup dua orang, apalagi sekedar menjadi seniman musiman. Jadi ia memutuskan untuk membuka usaha jahitan di rumah disambi dengan keralaannya bekerja di sebuah rumah makan pinggir jalan besar. Sewaktu-waktu Ratri juga menerima pesanan kue.  
“Ibu, terimakasih Ibu mau menemani Rini latihan untuk hari ini. Rini jadi lebih merasa semangat”, kata Rini mengganggu otaknya yang sedang berusaha keras menyusun kepingan-kepingan ingatan. Rini telah selesai latihan.
“Sama-sama. O ya, kapan kamu dan kawan-kawanmu tampil?”. “Seminggu lagi, Bu. Aku sudah tidak sabar menanti datangnya hari itu”, kata anaknya sambil tersenyum girang yang kemudian ditimpali dengan desahan lesu Ratri.
☺☺☺
            “Ibu, Rini pergi dulu ya. Huft, kurang empat-puluh-lima menit. Rini bisa terlambat sekolah nih”, teriak Rini dari teras rumah pagi-pagi setelah melongokkan kepala melihat jam dinding yang tergantung di ruang keluarga.
            “Apa Kamu tidak sarapan dulu? Ini kan masih pagi. Biasanya juga Kamu berangkat jam tujuh kurang lima”. Memang, jarak rumah dengan sekolah yang berada tepat di dekat plang bertuliskan JL.DUA KAMBING sangat dekat.
            “Tidak, Bu. Pagi ini Rini ada pengarahan dari pelatih drama. Jadi Rini harus datang pagi-pagi. Ya, sudah ya, Bu. Rini pergi dulu. Assalamualaikum”, ucapnya sambil lalu. Dua minggu belakangan, Rini memang lebih fokus ke ekstrakurikulernya, drama. Ini memang bukan masalah bagi Ratri apabila nilai-nilai anak gadisnya itu tidak jeblok. Tapi entah mengapa, timbul perasaan jengkel apabila Rini menyebut-nyebut kata teater, drama, atau pertunjukan.
☺☺☺
            Tiiit… tiiit…tiiit… suara telepon rumah berdering semakin keras. Ratri menghampirinya terburu-buru setelah meninggalkan beberapa meter kain yang sedang diukur.
            “Halo, selamat siang?”, jawabnya ramah.
            “Siang, bisa bicara dengan ibu Ratri? Saya dari kepolisian”, kata seorang perempuan dengan suara besar dibuat-buat.
            “Kepolisian?”
            “Ya, saya menelpon karena ini menyangkut anak Ibu”, ujar perempuan itu disambut degup jantung Ratri.
            “Ada apa? Kenapa dengan anak saya? Anak saya kena masalah apa?”
            “Tenang, Ibu. Saya hanya mengabarkan bahwa anak ibu tidak dapat pulang seperti biasanya karena ada latihan drama”
            “Rini!!!”, sergah Ratri sadar.
            “Maaf, Ibu. Rini hanya bercanda. Tapi akting Rini bagus, kan?”, selidiknya sambil menahan tawa.
“Lain kali Kamu tidak boleh melakukannya lagi”, Ratri sedikit marah.
“Iya, Bu. Mmm, Bu, hari ini Rini pulang agak malam. Rini ada latihan drama”, ujarnya menimpali.
“Tidak, hari ini kamu tidak boleh latihan!”. Rini agak sedikit kaget mendengar ucapan ibunya.
“Tapi, Ibu. Kenapa? Rini mohon, Bu. Ijinkan Rini. Hari ini gladi bersihnya”, kata Rini memelas, memohon keajaiban datang. “Aku mohon, Ibu. Hari ini hari penting”.
Ratri hanya diam termangu mengutuk diri atas perbuatannya sendiri. Egois, ucapnya dalam hati.
☺☺☺
            Kenapa aku ini? Kenapa aku begitu jengkel saat tahu Rini akan tampil? Sebelumnya aku tak pernah begini. Ucapnya dalam hati sambil menatap kosong layar televisi suatu melam menjelang pertunjukan Rini. Apa aku masih dendam dengan Jono? Hhh, rasanya tidak. Aku telah berhasil melupakannya. Jangan-jangan, aku iri. Tidak, tidak mungkin. Tapi apa iya?
            “Assalamualaikum, Bu”, ujar Rini memecah kesunyian. Ratri tergagap kaget. “Wallaikum sallam”, jawabnya pelan sambil mengganti-ganti saluran TV. Rini mendekatinya, dengan senyum mengembang, ia berusaha menceritakan sesuatu.
            “Ibu, tadi waktu latihan, pelatihku memuji-mujiku terus. Dia bilang aku punya bakat akting yang hebat. Dia juga berkata kalau pertunjukan ini akan sukses”, ujarnya dengan memberi intonasi tinggi di akhir kata. Ratri hanya diam dan tetap memandangi TV. Rini, yang merasa diacuhkan, menyenggol bahu ibunya agak keras. Ratri hanya menoleh, menatap mata anaknya, tersenyum dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
            “Ibu kenapa? Ibu sakit?”, tannyanya  curiga yang dijawab dengan satu gelengan.
 ☺☺☺
Kurang dua hari, ujar Ratri seraya melihat kalender yang tergantung di dinding dapur rumah makan tempatnya bekerja. Ia menatap angka 16 di kalender bulan Agustus itu. Menatapnya dengan penuh harap, semoga sesuatu membatalkan pertunjukan itu. Tapi, sekali lagi ia segera keluar dari alam egoisnya, ia sadar. Apa yang aku lakukan? Ia anakku, anakku satu-satunya. Dan aku harus mendukung segala sesuatu yang membahagiakannya, ujarnya dalam hati.
Sementara itu, Rini duduk lesu di atas bangku taman sekolahnya, menatap foto ibunya dalam dompet coklat kesayangannya. Kenapa ibu begitu melarangku untuk ikut pertunjukkan? Apa ibu kurang yakin bahwa extrakurikulerku tidak akan mengganggu pelajaranku? Apa aku kurang menunjukkan bahwa aku masih dapat belajar walau pertunjukkanku hampir tiba?, tanya Rini dalam hati.  
“Kurang dua hari, dan aku harus bisa membuktikan kepada ibu kalau aku masih bisa mendapat nilai bagus dengan caraku sendiri”. “Ya, benar. Bukankah hari ini ada ulangan Kimia?”, ujarnya lagi sambil mengingat-ingat tentang ulangan kimianya. “Aku harus bisa dapat nilai sempurna di ulangan hari ini”, ujarnya lagi menutup kesedihannya.
☺☺☺
Malam terlalu dingin untuk ditantang. Pepohonan di luar saksinya, terlalu seram untuk keluar rumah malam itu. Angin bukan lagi angin semilir seperti biasanya. Tak ada pula bulan malam itu, hanya tiga buah bintang menggantung sendirian.
Malam itu, terlalu gila bagi Rini untuk menyapa ibunya. Setelah mendapati ibunya tidak membalas senyumnya tadi siang sepulang sekolah. Seolah dia orang asing yang menyapa ibunya di jalan.
Malam itu rumah terlalu sepi. Rini mengungsi ke dalam kamar. Menatap keluar jendela, melamun sambil memegangi amplop surat undangan. Bisa ditebak dia sedang punya masalah, dan bisa ditebak pula apa masalahnya. Apa surat ini kuberikan kepada ibu sekarang? Apa ini saat yang tepat? Tapi, melihat sikap ibu tadi siang, aku tidak yakin akan memberikan surat ini sekarang. Mungkin kurang tepat apabila aku menyerahkannya pada ibu. Aku akan menaruhnya di atas meja makan saja, kata Rini bingung.
Sementara itu, Ratri duduk diam di ruang menjahitnya, bekas ruang kerja mantan suaminya. Dia sedang memikirkan benar-tidaknya perbuatan yang ia lakukan akhir-akhir ini. Bagaimana ini? Satu sisi hatiku tak mengijinkan Rini tampil, tapi di satu sisi aku sayang padanya. Aku menginginkan yang terbaik untuknya. Lagi pula aku tidak berhak melarangnya tampil apabila itu tak mengganggu jatwalnya, kata Rini dalam hati menyalahkan perbuatannya. Tapi, aku pun manusia biasa, rasanya iri sekali melihat Rini bisa terjun dalam dunia yang tujuh tahun lalu aku tinggalkan. Apalagi, aku melakukan itu semua gara-gara bapaknya Rini. Sebal sekali ketika tahu Rini akan tampil, kata Ratri lagi untuk membenarkan perbuatannya. Tapi mungkin, ada baiknya aku tak mengutamakan egoku. Akun seorang ibu, ujarnya menarik kesimpulan.
☺☺☺
Hari itu tepat tanggal 16, hari yang sangat penting. Hari yang seharusnya indah dan memberi semangat kepada Rini. Hari yang diawali perasaan was-was.
“Selamat pagi, Rini”, sapa seorang yang tak asing ketika ia beranjak keluar kamar. “Bukankah hari ini hari pentingmu?”
“Apa Ibu telah membaca surat itu?”, tanyanya khawatir.
‘Tentu saja. Bukankah Kau memang segaja menaruhnya di situ?”, kata Ratri dengan senyum yang Rini rindukan.
“Dan apa Ibu setuju untuk datang dan melihat penampilanku? Tapi apabila Ibu sibuk, tidak apa-apa”, ujarnya dengan senyum yang dipaksakan.
“Tentu ibu setuju. Bukankah ibu selalu mengatakan bahwa ibu akan mendampingimu di setiap kesempatan?”, jawab Ratri meyakinkan anaknya bahwa tak ada masalah apa-apa dalam hidupnya.
“Terimakasih, Ibu”, kata Rini membalas senyum ibunya yang mengembang.

Tata letak panggung—dengan tulisan-tulisan berukuran besar bertema perjuangan dan kemerdekaan, sorot lampu dan iring-iringan musik yang Ratri perhatikan sebelumnya, semua tampak sama. Yang berbeda hanyalah perasaan rela menghargai perubahan tersebut yang baru muncul tadi malam. Ia, hari itu bertemu dan saling menukar salam dengan sesama orang tua murid yang hadir di aula tersebut.
Di belakang panggung, Rini bersiap-siap. Setelah memakai kostum, berdandan dan mengahafal sekali lagi dialognya, ia berdoa. Seraya mengingat senyum ibunya tadi pagi, ia memasuki area panggung dengan sangat bersemangat. Rini memerankan perannya dengan sangat sempurna.
Di bangku penonton, seorang ibu yang duduk di samping Ratri menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, membicarakan gadis cantik yang sedang berdiri elok di atas panggung. Tampaknya, ibu itu suka menggosip. Ratri pun mendekatkan telinganya untuk menguping. “Cantik sekali, aktingnya pun sangat bagus”, ujar ibu muda itu. Senyum dan tawa kecil terpasang di bibir Ratri mendengar ibu muda itu membanggakan anaknya. Kemudian terdapat suara lain yang mengganggu tawanya.
“Bagus sekali penampilan Rini, Bu. Dia memang anak yang mempunyai bakat” ujar seorang ibu dengan tanda pengenal tergantung di kantong bajunya. Ibu Yua? Bukankah ia guru Kimia Rini?, batinnya setelah melirik tanda pengenal itu.
“Trimakasih”, jawab Ratri malu-malu.
“Dia anak yang berbakat, Bu. Selain pandai akting, Rini juga pandai dalam pelajaran. Kemarin, waktu diadakan ulangan, ia medapat nilai yang sempurna. O ya, kebetulan saya membawa hasil ulangan Rini”, kata Ibu Yua sambil mengeluarkan selembar kertas. Terdapat angka 100 besar di pojok kanan atas, dilihatnya nama pemilik kertas tersebut, Rini Mauluda. Benar, itu milik Rini. Rini anakku, batinnya bangga. Dengan senyum di bibirnya, ia mengira-ngira apa yang anaknya pikirkan saat Ratri mendiamkannya malam itu. Pasti ia berpikir bahwa aku tak yakin dengan extrakurikulernya.
Pertunjukkan telah usai, semua pemain dijemput orangtua masing-masing. Hampir semua orang tua memuji penampilan anaknya. Itu pula yang Ratri lakukan. Sambil memeluk erat Rini yang telah berganti pakaian, ia memuji-muji kehebatan aktingnya.
“Penampilan yang sangat hebat”
“Trimakasih, Bu”
“Kamu telah berusaha, hal ini pantas dirayakan. Mari pulang, ibu akan masakkan masakan kesukaanmu” Dengan saling bergandengan tangan, mereka berjalan menuju rumah. Bagi Ratri, mungkin ada baiknya ia tak menceritakan tentang sifat egonya yang melarang Rini untuk tampil. Itulah pilihan yang bijak. 
SELESAI

karya:admin